Menjelang UAS Biologi di Sinlui bagian 1

SISTEM KOORDINASI


πŸ˜–πŸ˜– BESOK LUSA SINLUI UAS BIOLOGI ??!
😨😨 So stressed ! So many materials ! Atau bahkan gak tau apa materinya ? #lol

Don't worry guys ! Di posting-an ini sudah disediakan materi lengkap yang sudah sesuai dengan kisi-kisi untuk kalian pelajari ( meski tetap banyak juga sih materinya πŸ˜… ). Study well guys !

》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》

Seluruh aktivitas tubuh manusia, termasuk pergerakan diatur oleh sistem saraf. Sistem saraf manusia dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.     Sistem Saraf Pusat, yang meliputi : Otak dan Sumsum Tulang Belakang.
2.     Sistem Saraf Tepi, yang meliputi : Saraf Kranial dan Saraf Tepi.

Neuron/sel saraf merupakan unit fungsional sistem saraf. Neuron tersusun atas :


  1. Dendrit : serabut tonjolan dari sitoplasma yang pendek dan bercabang. Fungsi : menjalarkan impuls dari neuron sebelumnya ke badan sel.
  2. Badan Sel ( Perikarion ) : terdiri atas sejulah organel, yaitu nukleus, badan golgi, mitokondria, neurofibril, dan badan Nissl ( tumpukan RE bergranular/ditempeli ribosom ).
  3. Akson/Neurit : tonjolan/juluran sitoplasma yang panjang. Ujung dari akson bercabang-cabang untuk membentuk sinapsis dengan dendrit dari neuron lainnya.
  4. Sel Schwann : sel-sel yang membentuk selubung mielin. Sel Schwann membantu menyediakan makanan bagi akson.
  5. Selubung Mielin : substansi lemak berwarna putih kekuningan. Fungsi : melapisi akson.
  6. Nodus Ranvier : bagian akson yang tidak ditutupi selubung mielin. Fungsi : mempercepat impuls.
  7. Sinapsis : daerah pertemuan akson dengan dendrit dari neuron lainnya.

Berdasar fungsinya, neuron dibagi 3 :
  • Aferen/Neuron Sensorik : menghantarkan impuls dari reseptor ke saraf pusat.
  • Interneuron/Neuron Konektor : penghubung antar neuron sensorik dan motorik.
  • Eferen/Neuron Motorik : menghantarkan impuls dari saraf pusat ke organ motorik/kelenjar.


Berdasar strukturnya, neuron dibagi 3 :
  • Neuron Multipolar : memiliki satu akson dan lebih dari satu dendrit. Contoh : neuron motorik pada otak dan sumsum tulang belakang.
  • Neuron Bipolar : memiliki satu juluran dendrit dan satu juluran akson. Contoh : neuron pada pancaindra.
  • Neuron Unipolar : hanya memiliki satu juluran karena akson & dendrit berfusi. Contoh : neuron pada embrio dan fotoreseptor mata.


Sel Neuroglia ( Glia ) :
Merupakan sel penunjang saraf pusat yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Glia antara lain :
  • Astrosit : berbentuk bintang. Fungsi : menyatukan neuron-neuron.
  • Oligodendrosit : berbentuk bintang. Berada di lapisan mielin.
  • Mikroglia : berfungsi sebagai imunitas.
  • Ependima : merupakan membran epitelium yang melapisi rongga pada otak dan sumsum tulang belakang.

Gerakan :
Bentuk respon terhadap impuls yang disampaikan ke saraf pusat. Ada 2 jenis gerakan :
  1. Gerak Sadar : gerak yang disengaja. Alur gerak sadar : Impuls → reseptor → saraf sensorik → otak → saraf motorik → efektor
  2. Gerak Tidak Sadar : gerak yang tak disengaja. Alur gerak tidak sadar : Impuls → reseptor → saraf sensorik → sumsum tulang belakang → saraf motorik → efektor

MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS :

Dalam Sel Saraf : 
Penghantaran impuls dalam saraf terjadi secara konduksi. Ketika tidak ada impuls, saraf dalam kondisi istirahat/polarisasi. Dalam kondisi ini terdapat energi potensial membran yang tercipta dari perbedaan komposisi ion antara cairan ekstraseluler ( bersifat positif karena banyak mengandung ion Na+ ) dan cairan intraseluler ( bersifat negatif karena banyak mengandung ion K+ ). Membran dari akson lebih permeabel terhadap ion K+ sehingga ion-ion tersebut dapat keluar lagi setelah dipompa masuk. Hal inilah yang menyebabkan cairan intraseluler bermuatan negatif. Ketika impuls lewat, terjadi potensial kerja dimana membran memompa masuk Na+ sehingga cairan intraseluler mengalami perubahan muatan listrik menjadi positif. Hal ini dikenal dengan tahap depolarisasi. Pada saat impuls telah lewat, terjadi repolarisasi, dimana ion K+ dipompa keluar agar membran kembali bermuatan negatif. Pada fase repolarisasi, impuls tidak dapat melewati bagian tersebut ( dikenal dengan nama fase refraktori ).


Melalui sinapsis :
Pada ujung neurit terdapat bonggol sinapsis. Bonggol sinapsis mengandung banyak gelembung-gelembung sinapsis yang berisi neurotransmitter. Ada berbagai macam neurotransmitter, seperti  asetilkolin ( ada pada sinapsis seluruh tubuh ), noradrenalin ( ada pada sistem saraf simpatis ), dan dopamin serta serotonin ( ada di otak ). Apabila impuls sampai pada bonggol sinapsis, gelembung-gelembung sinapsis akan melepaskan neurotransmitter pada vesikula sinapsis. Vesikula sinapsis kemudian bergerak menuju membran prasinapsis. Kedatangan impuls juga menyebabkan permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion Ca2+ meningkat. Sehingga, ion Ca2+ masuk dan merangsang vesikula sinapsis untuk menyatu dengan membran prasinapsis. Neurotransmiter kemudian dilepaskan ke dalam celah sinapsis melalui eksositosis. Dari celah sinapsis, neurotransmiter ini berdifusi menuju membran postsinapsis. Setelah impuls dikirim, membran postsinapsis akan mengeluarkan enzim untuk menghidrolisis neurotransmiter. Vesikula sinapsis menyimpan hasil hidrolisis untuk digunakan lagi sewaktu-waktu.


Otak !
Disebut pula serebral, otak termasuk dalam sistem saraf pusat. Otak dilindungi oleh tengkorak dan jaringan ikat meninges. Bagian-bagian otak, antara lain :

SEREBRUM/OTAK BESAR :
Mengisi bagian atas dan depan rongga tengkorak. Tersusun atas korteks serebral ( substansi abu-abu yang menyusun bagian luar ), dan nukleus basal ( substansi putih yang menyusun bagian dalam ).

Korteks Serebral :
Terbagi menjadi 2 belahan ( hemisfer ) yang dihubungkan oleh korpus kalosum ( serabut saraf putih yang tebal ). Tiap belahan memiliki ceruk dalam/fisura, ceruk dangkal/sulkus, jaringan pada bagian permukaan yang membentuk bagian bulat menonjol yang disebut girus, dan 4 lobus yang terpisah, yaitu :
  • Lobus frontalis ( di daerah dahi. Fungsi : mengatur gerak sadar tubuh & kecerdasan ).
  • Lobus parientalis ( di daerah ubun-ubun. Fungsi : mengatur kulit dan otot terhadap berbagai rangsangan ).
  • Lobus temporalis ( di daerah pelipis. Fungsi : dalam pendengaran ).
  • Lobus oksipitalis ( di daerah kepala belakang. Fungsi : dalam penglihatan ).

Area fungsional dari Korteks Serebral dibagi 3, yaitu :
  • Area Motor Primer : mengendalikan berbagai gerak sadar, aktivitas yang terlatih dan berulang, dan kemampuan bicara.
  • Area Sensor Korteks : meliputi area sensor primer, area visual primer, area auditori primer, area olfaktori primer, dan area pengecap primer.
  • Area Asosiasi : meliputi area asosiasi frontal ( pusat intelektual dan fisik ), area asosiasi somatik ( pusat penafsiran ), area asosiasi visual ( pusat interpretasi visual ), area asosiasi auditorik ( pusat interpretasi auditori ), dan area wicara Wernicke ( pusat bahasa dan wicara ).



Nukleus Basal :
Pusat koordinasi motorik. Kerusakan pada bagian ini akan menyebabkan kelumpuhan, sebab nukleus basal tak mampu mengirim impuls motorik ke otot.


DIENSEFALON :
Terletak di antara otak besar dan otak tengah. Letaknya tersembunyi di balik hemisfer serebral. Tersusun atas :
  • Talamus : menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak besar, berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motoric.
  • Hipotalamus : mengendalikan aktivitas sistem saraf tak sadar, pusat pengatur emosi, dan mengendalikan sistem endokrin.
  • Epitalamus : berupa pita sempit jaringan saraf yang membentuk atap diensefalon. Berperan dalam dorongan emosi dan fungsi endokrin.

RINENSEFALON :
Berupa cincin struktur-stuktur otak depan yang mengelilingi otak dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron yang rumit. Berfungsi dalam pengaturan emosi, mempertahankan kelangsungan hidup, perilaku sosioseksual, motivasi, dan belajar.

MESENSEFALON :
Bagian yang menghubungkan otak kecil dan pons varolii dengan otak besar. Berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks, serta meneruskan informasi penglihatan dan pendengaran. Bersama pons varolii dan oblongata, ketiganya membentuk batang otak.

PONS VAROLII :
Tersusun atas substansi putih berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kiri dan kanan, dan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Fungsi : mengatur frekuensi dan kekuatan napas.

SEREBELUM :
Bagian otak yang berlipat, terletak di bawah lobus oksipitalis, dan melekat di bagian punggung atas batang otak. Fungsi : mempertahankan keseimbangan, control gerak mata, peningkatan kontraksi otot, dan koordinasi gerak sadar yang berkaitan dengan ketrampilan.

MEDULA OBLONGATA :
Bagian yang menjulur dari pons varolii hingga sumsum tulang belakang. Fungsi : pengendalian denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, gerak alat pencernaan, dan mengatur gerak refleks seperti bersin, berkedip, dan batuk.

Sumsum Tulang Belakang ( Medula Spinalis ) !
Berbentuk silinder langsing yang memanjang dari medulla oblongata hingga ruas kedua dari tulang pinggang. Medula spinalis dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Fungsi :
  • Mengendalikan berbagai aktivitas refleks.
  • Komunikasi antar otak dengan seluruh tubuh.
  • Menghantarkan rangsangan koordinasi antar otot dan sendi ke otak besar.



Struktur bagian dalam :
Bagian dalam medula spinalis berwarna abu-abu, dan menyerupai huruf H. Batang atas dan bawah dari struktur H ini disebut kolumna/tanduk. Kolumna mengandung banyak badan sel, dendrit, neuron eferen/motorik, dan akson yang tak bermielin. Bagian-bagian struktur dalam :
  1. Tanduk Posterior ( Dorsal ) : mengandung badan sel yang menerima impuls melalui saraf spinal dari neuron sensorik.
  2. Tanduk Anterior ( Ventral ) : mengandung neuron motoric yang aksonnya mengirim impuls ke saraf spinal untuk dilanjutkan ke otot dan kelenjar.
  3. Tanduk Lateral : terletak di antara tanduk dorsal dan ventral dan mengandung badan sel neuron dari sistem saraf otonom.
  4. Komisura : menghubungkan bagian kanan dan kiri medula spinalis.

Struktur bagian luar :
Tersusun dari substansi putih berupa akson tak bermielin. Struktur luat terbagi menjadi kolumna/funikulus anterior, posterior, ventrolateral, dan lateral. Dalam funikulus terdapat traktus spinal, antara lain :
  1. Traktus Sensor ( Asenden ) : berperan dalam penyampaian informasi dari tubuh ke otak, seperti sentuhan, suhu, nyeri, tekanan, posisi, dan keseimbangan tubuh.
  2. Traktus Motor ( Desenden ) : berperan membawa impuls motor dari otak ke medulla spinalis dan dari saraf spinal ke tubuh. Fungsi : koordinasi ketepatan gerak sadar, dan mempertahankan kontraksi otot dalam aktivitas refleks.

Bagian-Bagian Sistem Indra !

Mata ( Indra Penglihatan )


Mata merupakan sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, dan mengubah berkas cahaya menjadi impuls. Bagian-bagian mata, antara lain :

α§–Aksesori mata, meliputi :
  1. Alis : melindungi mata dari keringat.
  2. Orbita : lekukan tulang berisi bola mata.
  3. Kelopak Mata : melindungi mata dari kekeringan dan debu.
  4. Otot Mata : terdiri atas 2 pasang otot rektus dan 1 pasang otot sadak.  Fungsi : menggerakkan mata kearah vertikal, horizontal, dan menyilang.
  5. Kelenjar Air Mata : mengandung garam, mukosa, dan lisozim untuk membasahi permukaan dan mempertahankan kelembapan mata.

α§–Lapisan luar bola mata, meliputi :
  1. Tunika Fibrosa : lapisan terluar yang keras.
  2. Sklera : bagian dinding yang tersusun dari jaringan ikat fibrosa putih. Fungsi : tempat melekatnya otot ekstrinsik dan memberi bentuk pada bola mata.
  3. Kornea : mentransmisi dan memfokuskan cahaya.

α§–Lapisan tengah bola, meliputi :
  1. Koroid : bagian yang terpigmentasi. Fungsi : mencegah refleksi internal berkas cahaya. Koroid banyak mengandung  pembuluh darah sebagai penyedia nutrisi bagi mata.
  2. Badan Siliari : berfungsi dalam akomodasi penglihatan ( mengubah fokus objek ).
  3. Iris : bagain yang berwarna pada mata. Fungsi : mengendalikan diameter pupil.
  4. Pupil : ruang bulat terbuka pada iris tempat dilaluinya cahaya.

α§–Lensa : struktur bikonveks bening di belakang pupil. Fungsi : memfokuskan cahaya ke retina.  Kemampuan lensa untuk mencembungkan/memipihkan lensa disebut daya akomodasi mata.

α§–Rongga Mata : ruang anterior berisi aqueous humor ( cairan bening yang mengandung nutrisi untuk lensa dan kornea ), sedangkan ruang posterior berisi vitreous humor ( gel transparan untuk mempertahankan bentuk bola mata dan posisi retina terhadap kornea ).

α§–Retina : lapisan terdalam mata yang tipis dan transparan. Bagian-bagian retina, yaitu :
  1. Bagian luar yang terpigmentasi dan menyimpan vitamin A.
  2. Bagian dalam : lapisan jaringan saraf dari sel batang ( sel dengan pigmen rhodopsin, tak sensitif warna, dan bekerja pada intensitas cahaya rendah ), dan sel kerucut ( sel dengan pigmen iodopsin, sensitif pada warna, dan bekerja pada intensitas cahaya tinggi ).
  3. Lutea Makula : area kuning di retina dengan lekukan di tengah yang disebut fovea.
  4. Fovea : mengandung banyak sel kerucut. Bagian ini bertindak sebagai pusat visual mata.
  5. Saraf Optik : berfungsi meneruskan impuls dari mata ke otak. Terletak di dekat lutea macula.
  6. Bintik Buta ( Diskus Optik ) : bagian yang tidak mengandung fotoreseptor.
Hidung ( Indra Pembau ) !
Hidung ( nasal ) memiliki kemoreseptor olfaktori yang berfungsi menerima rangsangan berupa bau/zat kimia lain yang berbentuk gas. Bagian-bagian hidung, antara lain :
  • Lubang Hidung ( Nares Anterior ) : tempat masuknya udara.
  • Rongga Hidung : jalan masuknya udara menuju tenggorokan. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir, dan silia/rambut hidung.
  • Septum Hidung : pemisah rongga hidung kanan dan kiri. Septum dilapisi oleh selaput lendir.
  • Selaput Lendir : mengeluarkan mucus/lendir untuk melembapkan udara yang masuk, dan mematikan kuman melalui leukosit pada mucus.
  • Silia : menyaring udara yang masuk. Terletak di bawah serabut saraf pembau.
  • Konka/kapiler darah di sekitar silia : menghangatkan udara.
  • Bulbus Olfaktori : tersusun atas saraf pembau ( penerima rangsangan bau dari udara yang masuk ), akson ( menyalurkan impuls dari saraf pembau ), dan tonjolan olfaktori ( menerima impuls dari akson untuk dibawa ke otak ).
  • Rongga Sinus : hidung memiliki 4 rongga sinus. Fungsi : tempat diproduksinya lendir.



Telinga ( Indra Pendengar ) !
Telinga berfungsi sebagai indra pendengar, mengatur keseimbangan tubuh, dan menentukan posisi tubuh. Bagian-bagian telinga :
BAGIAN LUAR :
  1. Aurikula/Daun Telinga : menangkap gelombang bunyi.
  2. Kanal Auditori Eksternal : membawa gelombang bunyi ke gendang telinga.
BAGIAN TENGAH :
  1. Osikel Auditori : meliputi 3 tulang pendengaran, yaitu maleus/martil, inkus/landasan, dan stapes/sanggurdi. Fungsi : mengarahkan getaran dari gendang membran timpanum ke fenestra vestibule.
  2. Tabung Eustachius : menghubungkan telinga tengah dengan faring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpanum.
  3. Membran Timpanum : permukaan luarnya dilapisi kulit, sedangkan permukaan dalam dilapisi membrane mukosa. Fungsi : menggetarkan gelombang bunyi secara mekanis.
BAGIAN DALAM :
α§–Labirin Osea ( Labirin Tulang ) : berupa ruang berliku berisi cairan perilimfa. Labirin ini terbagi menjadi 3 bagian :
  1. Vestibula : mengandung reseptor keseimbangan tubuh.
  2. Kanalis Semisirkularis : berupa 3 buah saluran ½ lingkaran.
  3. Koklea : seperti rumah siput. Mengandung reseptor pendengaran. Koklea terbagi dalam 3 bagian : Skala Vestibuli ( bagian atas ), Skala Timpani ( bagian bawah ), dan Skala Media ( di antara skala vestibule dan skala timpani ).

α§–Labirin Membranosa : terletak dalam labirin osea. Berupa serangkaian tuba berongga dan berkantong yang berisi cairan endolimfa. Labirin ini memiliki 2 kantong ( utrikulus dan sakulus ) yang bersama-sama dengan duktus semisirkular dalam saluran ½ lingkaran mengandung reseptor keseimbangan ( ekuilibrium ).


Kulit ( Indra Peraba ) !
Sebagai indra peraba, kulit memiliki beberapa reseptor untuk mentranduksi stimulus dari lingkungan menjadi impuls saraf, antara lain :
  • Korpuskula Pacini : mendeteksi tekanan yang kuat dan getaran. Terdapat pada lapisan hipodermis di jari, telapak kaki, dan telapak tangan.
  • Korpuskula Meissner : mendeteksi sentuhan. Terdapat pada papilla dermis ( lapisan antara dermis dan epidermis ) di ujung jari, bibir, papilla mamae, dan genitalia luar.
  • Cakram Merkel : mendeteksi sentuhan, namun adaptasinya lambat ( contoh : ketika memegang pena ). Terdapat pada ujung jari, dan sekitar folikel rambut di epidermis.
  • Korpuskula Ruffini : reseptor tegangan dan tekanan di jaringang ikat. Ada pada dermis.
  • Ujung Bulbus Krause : mendeteksi tekanan sentuhan, kesadaran posisi, dan gerakan. Ada di bibir, genitalia luar, dan bagian dermis yang berhubungan dengan rambut.
  • Ujung Saraf Bebas : mendeteksi rasa nyeri, sentuhan ringan, dan suhu. Tersebar di jaringan tubuh, dan merupakan reseptor sensor utama kulit.
  • Nociceptor : mendeteksi rasa sakit.


Lidah ( Indra Pengecap ) !
Memiliki kemoreseptor berupa kuncup pengecap yang ada pada papilla lidah. Berdasar bentuknya ada 4 macam papilla lidah, yaitu :
  1. Papilla Filiformis : berbentuk kerucut dan kecil, namun tak memiliki kuncup pengecap.
  2. Papila Fungiformis : berbentuk bulat dan mengandung 5 kuncup pengecap. Ada di dekat ujung lidah.
  3. Papilla Sirkumvatala : berbentuk menonjol dan tersusun seperti huruf V. Memiliki 100 kuncup pengecap. Banyak terdapat di bagian belakang lidah.
  4. Papilla Foliata : berbentuk seperti daun, banyak di tepi pangkal lidah, dan mengandung 1.300 kuncup pengecap di tiap lipatannya.


Area kepekaan rasa pada lidah :
Manis → ujung lidah,
Asin → banyak terkumpul di samping, namun tersebar di hampir seluruh bagian.
Asam → bagian samping lidah agak ke belakang.
Pahit  belakang pangkal lidah.


Kelenjar Pertumbuhan !
Kelenjar Hipofisis/Pituitari melekat di bawah hipotalamus otak. Kelenjar ini memiliki 3 bagian, yaitu hipofisis lobus anterior, hipofisis lobus intermedia, dan hipofisis lobus posterior. Pada hipofisis lobus anterior, dihasilkan hormone pertumbuhan, Growth Hormone ( GH ) atau Hormon Somatotropin ( STH ). Hormon tersebut berfungsi dalam :
  • Mengendalikan pertumbuhan & perbanyakan sel tubuh.
  • Menyebabkan hati memproduksi somatomedin ( berperan dalam pertumbuhan tulang dan kartilago ).
  • Mempercepat sintesis protein dengan meningkatkan pemasukan asam amino melalui membran sel.
  • Menurunkan penggunaan karbohidrat untuk menambah kadar glukosa darah.
  • Meningkatkan pemakaian lemak untuk energi.

Abnormalitas sekresi GH dapat menyebabkan :
  • Dwarfism : kekurangan GH ketika anak-anak sehingga pertumbuhan terhenti.
  • Gigantisme : kelebihan GH pada masa remaja sebelum penutupan cakram epifisis sehingga tulang tumbuh berlebihan.
  • Akromelagi : perbesaran tulang tidak proposional. Hal ini akibat kelebihan GH pada saat remaja sesudah penutupan cakram epifisis.


Kelenjar Organ Jantung !
Kelenjar Adrenal terletak di sebelah kutub atas ginjal. Kelenjar ini memiliki 2 bagian, yaitu :

Medula di bagian dalam yang menghasilkan hormon :
  • Adrenalin/Epinefrin : meningkatkan frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi oksigen.
  • Noradrenalin/Norepinefrin : meningkatkan tekanan darah, dan menstimulasi otot jantung.

Korteks di bagian luar yang menghasilkan hormon :
  • Aldosteron : mengatur keseimbangan air dan elektrolit dengan mengatur kadar natrium dan kalium dalam darah.
  • Glukokortikoid : mempengaruhi metabolisme glukosa, protein, lemak, dan menjaga membrane lisosom untuk mencegah kerusakan jaringan.
  • Gonadokortikoid : sebagai prekursor pengubahan testosterone dan estrogen oleh jaringan lain.

Abnormalitas sekresi kelenjar adrenal akan berakibat :
  • Hiposekresi : menyebabkan penyakit Addison dimana natirum dan kalium darah tak seimbang, sehingga kulit menghitam.
  • Hipersekresi : menyebbakan peningkatan tekanan darah, lemah otot, menumpuknya lemak di leher dan wajah, sindrom adrenogenital ( pubertas dini ), dan perempuan dengan karakterisitik pria.

Kelenjar Imunitas Tubuh !
Kelenjar Timus terdiri dari 2 lobus berwarna kemerahan yang terletak di bagian posterior toraks ( belakang tulang dada dan di atas jantung ). Dalam imunitas tubuh, kelenjar timus membantu proses “pendewasaan” sel-sel punca dari sumsum tulang yang bermigrasi ke kelenjar timus untuk menjadi Limfosit Sel T.
Pada masa pubertas, ukuran kelenjar timus menjadi sangat besar. Hal ini terjadi karena kelenjar tersebut sedang dalam masa paling aktif bekerja. Setelah masa pubertas, kelenjar timus mengecil akibat menghilangnya jaringan limfoid serta munculnya jaringan ikat dan lemak. Namun terkadang, kelenjar timus ini tetap membesar. Kondisi yang abnormal ini bisa mengakibatkan munculnya penyakit tertentu seperti myasthenia gravis ( menyebabkan otot melemah, terutama otot-otot yang mengontrol mata, kelopak mata, ekspresi wajah, mengunyah, menelan, dan berbicara ).

Hubungan Sistem Saraf dan Sistem Hormon !
Sistem saraf  dan sistem endokrin/hormon mengkoordinasikan seluruh sistem dalam tubuh. Sistem saraf dan sistem endokrin merupakan suatu sistem yang saling berhubungan ( dinamakan sistem neuroendokrin ). Hormon bekerja atas perintah sistem saraf untuk mengatur reproduksi, metabolisme, homeostasis ( mekanisme pengaturan kesetimbangan dinamis dalam tubuh agar tetap konstan ), dan tingkah laku. Sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus, sehingga sering disebut daerah kendali saraf-endokrin ( neuroendocrine control ).

Perbedaan Sistem Saraf dan Sistem Hormon :

No
Aspek Pembeda
Sistem Hormon
Sistem Saraf
1.
Aksi
Lambat
Cepat
2.
Respon
Tak langsung, distribusi sempit
Langsung, distribusi luas
3.
Pengaturan
Jangka panjang
Jangka pendek
4.
Sekresi
Hormon
Neurotransmitter
5.
Komunikasi
Melalui sistem sirkulasi
Antar neuron


“ Biologi tidak sulit, hanya perlu dipahami dengan Lobus Frontal Serebrum ! ”

Comments

Popular posts from this blog

Siklus Biogeokimia

THE LEGACY OF KIANTASAURUS